Sore
tadi, saya masih kembali membaca novel ‘Sang Patriot’ meski hanya beberapa bab.
Yah, itu Karen asaya teringat akan GA Review buku tersebut, saya lupa
sebelumnya (maaf). Dan akhirnya saya sampai di bab dengan judul ‘Tiga Hari
Dalam Bara’. Saya kembali membacanya, saat membacanya saya sempat teringat
sedikit ulasan saat bedah buku ‘Sang Patriot’yang di adakan di Yogyakarta
beberapa waktu lalu. Sang penulis, Irma Devita, juga sedikit memberi cerita yang
ulasannya juga mengarah ke bab tersebut.
Lalu,
saya melirik kanvas penuh coretan sketsa dengan berbagai warna yang saya
sandarkan di salah satu sisi dinding di kamar saya. Saya kembali teringat
keinginan saya untuk membuat sebuah karya yang terinspirasi dari novel yang
sedang saya pegang saat itu. Ingatan saya kembali hadir dengan keinginan saya
untuk mencoba menciptakan karya abstract.
Tanpa pikir panjang, saya taruh novel ‘Sang Patriot’ di rak buku lalu mengam
bil beberapa pencil warna dan segera memberi sketsa sederhana.
Cat minyak dengan berbagai warna mulai saya
keluarkan dan taruh diatas keramik yang saya gunakan sebagai palet, minyak
untuk mencairkannya pun sudah siap, saya mulai menggores. Dengan berbekal
ingatan akan ulasan singkat saat bedah buku serta cerita yang ada di novel saya
mulai mencoba menciptakan beberapa komposisi warna dan mengatur goresan
sedemikian rupa. Mencoba menghadirkan cerita dengan judul ‘Tiga Hari Dalam Bara’
kedalam sebuah kanvas dengan goresan dan komposisi warna, lukisan dengan jenis
abstrak.
Semoga
karya yang saya ciptakan ini memang benar sebuah karya abstrak, meski masih
belum bisa di katakana sangar dan
bagus. Karena kesalahan lain saya adalah kurangnya pengetahuan tentang abstrak.
Akhirnya, karya saya tersebut juga saya beri judul yang sama seperti cerita
dalam novel, “Tiga Hari Dalam Bara”.
Karya (belajar) Abstrak Saya Berjudul 'Tiga Hari Dalam Bara'