Sabtu, 05 Januari 2013

Pandangan Pertama : Tentang Air Terjun Tancak

Indah bila kuingat lagi
Semua tentang cerita itu
(Tamasya-Haruskah)

Setiap jalan yang telah ku langkahi memiliki kenangan. Setiap tanjakan yang telah terlewati memiliki arti. Desakan canda dan tawa dari saudara satu diklatan bisa menahan lelah yang tercipta. Ah, sebuah latihan yang sangat kecil untuk menjalani sebuah perjalanan hati, pikiran dan kebersamaan. Berjalan perlahan, menapaki jalanan sepi diantara rerimbunan sebuah ladang jagung yang sudah mongering. Sinar matahari yang menyengat tak mampu mematahkan tekad sekumpulan remaja ini untuk mengukur dan menambah kekuatan mereka untuk berjalan. Serta niaku untuk pertama kalinya pergi ke tempat itu.

Dapat menghindar dari teriknya sinar matahari membawa raga ini ke jalanan yang mulai menyempit dan rimbun di antara tingginya pohon yang tumbuh. Tanjakan sudah mulai terasa sedikit curam. Beristirahat di bawah pohon yang besar dan di temani berbagai pohon-pohon kecil yag terbelah oleh sebuah aliran sungai jernih kecil. Ah, melepas penat sejenak mencoba merasakan damai yang tercipta. Di sana juga kita membuat sebuah perlombaan. Kita membat kesepakatan dimana kita akan terus berjalan dan siapa yang pada akhirnya paling banyak di hinggapi pacet (hewan sejenis lintah tapi lebih terlihat seperti ulat kecil bagiku) paling banyak dial ah yang menang. Dan kita setuju.

Kita lanjutkan peralanan, tanjakan yang curam yang telah menanti tak dapat menggagalkan niatan kita. Sejuknya keadaan menambah energi untuk terus berjalan sampai tujuan. Semakin lama semakin terdengar suara air yang terdengar sedikit deras membentur sesuatu. Semakin lama semakin terlihat dari kejauhan atap dari sebuah air terjun yang airnya seakan bersemangat sekali untuk melompat dari tebing yang tinggi itu. Dan semakin lama semakin aku mendekati tempat itu.hingga pada akhirnya aku berada tepat di depannya. Merasakan percikan air yang tertiap angin saat jatuh menimpa genangan air di bawahnya.

Sebuah pejalanan yang cukup melelahkan dan terbayar cukup bagiku. Disana kita bersenang-senang. Berfoto ria, menkmati cemilan yang kita, melepaskan lelah setelah perjalanan yang bisa di bilang panjang dan juga menghitung berapa ekor pacet yang kita dapatkan. Sesuai penghitunganku, jika tidak salah aku mendapatkan 12 ekor dan masih kalah dengan salah satu saudaraku dengan selisih satu ekor.

Disana kita biarkan kita bersenang-senang. Aku mencoba menikmati salah satu tempat yang sangat ingin ku kunjungi saat itu. Sebuah air terjun Tancak yang menjanjikan ketenangan (jika tidak dikunjungi banyak wisatawan). Sebuah tempat yang sekarang ku jadikan sebuah pelarian untuk melepas kerinduan untuk mendaki. Sebuah tempat yang penuh kenangan. Satu dari banyak anugerah Tuhan yang penuh dengan keindahan. Saat itu sampah masih jarang terlihat di sekitarnya, membersihkannya pun tak begitu perlu waktu lama untuk mengumpulkan sampah. Tapi entah sekarang, karena saat kemarin saya berkunjung ke rumah penduduk di kampong terakhir di bawah Tancak sudah di haruskan membayar tiket masuk. Jika benar Tancak sudah menjadi sebuah tempat pariwisata, aku hanya berdoa semoga ia akan tetap indah dan natural seperti seharusnya.

Tulisan ini di ikut sertakan dalam Give Away


6 komentar:

  1. kok gak dikasih foto air terjunnya mas..

    sukses kontesnya ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. nah, sebenernya mau bang ..
      cuma fotonya ketelisut gak tau dimana --a
      matur tengkyu bang :)

      Hapus
  2. Selamat sore, Mas Adam. :)
    Air terjun tancak ini terletak dimana ya? Meski tidak ada gambaprnya, sepertinya memang sangat indah dan masih bersih.

    Saat membaca kata "pacet" koq rasanya geli ya. Bukankah pacet itu seperti cacing ya? :D
    BTW, harga masuk ke air terjun tancak sekarang sampai berapa?

    Terimaksih sudah ikut meramaikan syukuran GA Langkah Catatanku ya, mas. ^_*

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tancak ada di daerah gunung pasang, kecamatan Panti, Jember (Lereng Selatan Pegunungan Argopuro, mbak.
      Iya pacet hampir kayak cacing cuma agak pendek dan sedikit gemuk, kalo harga tiket masuk 1 sepeda motor Rp.3000, kalau roda empat lupa saya :D
      Terima kasih mbak ya :)

      Hapus
  3. orang jember yaa mas? salam kenal dari saya yaa :)

    BalasHapus

Followers