Dalam keseharian akhir-akhir ini, penyakit lama seakan ingin kambuh kembali. Tidak hanya yang berhubungan dengan sesuatu yang berdetak dalam raga ini. Sesuatu yang di khawatirkan sejak lama juga telah kembali merangkulku. Sudah ku kira hal itu sejak awal. Ya, sejak awal. Awal dari apa ?? pertanyaan yang tak ingin ku jawab. Aku yang memulai semua ini, kesalahanku itu. Aku sudah mengira mungkin akan lebih baik jika aku diam. Kenyataannya aku mengucapkannya.
Sekarang, kebodohanku di awal telah berbuah rasa sakit, air mata dan amarah. Bahkan kata maaf dari mulut busuk ini tak akan bisa mengobatinya. Aku yakin. Aku hanya bisa melukai tanpa mengobati. Dan meski aku terdiam, waktu akan terus berjalan menciptakan luka padanya. Tapi sayangnya, aku memang benar-benar diam membiarkan semua itu.
Rabu, 27 November 2013
Senin, 07 Oktober 2013
Sedulur Se-family
Jogjakarta, 1 Oktober 2013
Sudah dua
cerita membosankan yang saya hadirkan dalam dua blog saya. Maaf, bagi para
pembaca yang membaca, hehe. Untuk kali ini saya akan menjadikan catatan ketiga
ini tentang orang-orang, teman-teman, sahabat-sahabat, dan keluarga baru yang
saya dapatkan di kota ini. Juga, guna mengakhiri trilogy catatan membosankan
saya. Hehe.
Sebuah Keluarga Bernama IKPMJ
IKPMJ,
singkatan dari Ikatan Keluarga Pelajar dan Mahasiswa Jember, merupakan sebuah
keluarga yang berorganisasi yang anggotanya merupakan semua pelajar atau
mahasiswa yang sedang mengais ilmu di Kota Gudeg dan berasal dari Jember. Saya
pertama kali mengeahui hal ini adalah ketika mendapat kunjungan dari para Mas
dan Mbak IKPMJ saat masih duduk di bangku sekolah, guna memotivasi para siswa
di sana untuk mengais ilmu di Jogjakarta, bagi yang berminat.
Keluarga ini
sudah terbentuk sejak tahun 80-an (jika tidak salah). Dan mempunyai tempat
persinggahan, tempat tinggal, dan tempat berkumpul yaitu sebuah asrama putra,
bernama Asrama Putra Jember. Dengan sebuah asrama yang bisa dibilang megah
serta dua pohon mangga menjulang di halaman tengah asrama, berbagai mahasiswa
berbagai universitas yang berasal dari Jember tinggal disana. Rumah ke empat
saya.
Suasana di
sana bisa dibilang tenang. Meski, terkadang suara berbgai mesin pesawat terbang
terdengar mengguntur di sana di karenakan akan landing atau baru saja take off.
Sebuah tempat yang cukup menyejukkan dan terkadang panas. Tempat dimana setiap
orang yang jatuh (muda atau tua)akan di tertawakan dulu sebelum di tolong
(selama tidak parah), bahkan tekadang juga hanya di tertawakan. Dan selama ini
yang saya tahu, tidak ada yang marah karena tindakan itu. Malah, mereka yang
terjatuh sering ikut tertawa bersama. Entahlah, mungkin menertawakan diri
sendiri, haha.
Di aula bawah,
tersedia berbagai macam benda. Namun yang mendominasi dan menarik perhatian
saya adalah berbagai kentungan dengan
berbagai ukuran. Yang kemudian saya tahu bahwa itu adalah alat music patrol,
sebuah kesenian music asli dari Jember. Memang sebelumnya saya sudah sangat
familiar dengan kata patrol. Kata itu biasa di gunakan teman-teman saya untuk
membangunkan orange untuk sahur dalam bulan ramadhan. Juga, peralatan yang di
gunakan juga lebih di dominan dengan kentungan
dari bambu. Dan jga, saya sering mendengar adanya festival music patrol di
Universitas Jember, namun saya tak pernah bisa hadir karena beberapa hal.
Tapi yang di
sana berbeda, kentungan di sana terlihat seperti terbuat dari kayu (memang
terbuat dari kayu). Dan di sanalah saya pertama kali tau dan belajar untuk
bermain berbagai alat itu. Dan saat ini saya sedang dalam proses untuk bisa
memainkan alat music patrol.
‘Kalawai’ The ‘Kuluk-Kuluk’ Family
Kalawai,
adalah sebuah nama gugus yang dia mbil dari sebuah nama senjata traditional
salah stu daerah di Indonesia dan di bentuk saat acara ospek universitas dan
jurusan yang di dalam presensinya tercantum nama saya dan 40-an mahasiswa
lainnya dari berbagai prodi dan daerah. Kami pertama berkumpul dengan gaya kami
masing-masing yang sudah di bawa dari daerah asal. Pertama kali kami berkumpul
adalah masa perkenalan. Dan sayangnnya saya berhasil tidak mendapatkan lebih
dari 5 nama dalam gugus itu, di karenakan sifat pelupa saya.
Namun
Alhamdulillah di kemudian hari saya dapat mengingat nama serta wajah dari warga
Kalawai, yah, meski tidak semua. Pekerjaan pertama kami saat itu adalah membuat
secara bersama perlengkapan ospek. Secara bersama-sama kami melebur dengan
perlahan, mualai ada banyak tawa yang akrab diantara kami. Terlebh lagi ketika
harus menciptakan sebuah yel-yel untuk gugus ini. Semakin hari, kami semakin
akrab, dan saya mulai mengenal banyak nama dan wajah para laki-laki di gugus
ini. Untuk perempuan hanya beberapa dan itupun sering salah di karenakan semua
hamper terlihat sama saat mengenakan kerudung.
Tapi itu
bukanlah penghalangbagi kami untuk berkumpul dan menciptakan sebuah harmonisasi
dalam gugus ini. Hingga kemudian hari Kalwai memiliki jargon yang di sarankan
oleh salah satu dari empat pemandu gugus kami. “Kuluk-Kuluk” akhirnya di
sepakati menjadi jargon untuk gugus ini. Jadi, setiap nama kalawai di panggil
oleh panitia, pasti akan terdengar suara teriakan bernada “kuluk-kuluk”
sebanyak tiga kali. Yah, itu cirri khas kami. Lalu kemudian terciptalah mascot
untuk gugus ini. Sebuah ayam kalkun, tercipta dari ide kreatif salah satu
anggota kalawai.
Keakraban itu
tidak hanya dalam forum ospek, itu tetap berlanjut hingga sekarang. Kami masih
sering berkumpul meski tidak semua, di karenakan mempunyai kesibukan yang tak
bisa di tinggalkan terlebih lagi tugas. Yah, seperti sebuah keluarga saya rasa.
Tentang SERUKER
Yah, SERUKER
merupakan singkatan dari Seni Rupa dan Kerajinan. Jurusan yang saya pilih dari
FBS. Pertama kali mengenalnya adalah saat TM ospek jurusan. Dan lebih mengenal
lagi saat ospek. Dimna acara yang dibuat cukupseru, mulai bincang dosen hingga
penutupan seperti yang sudah saya ceritakan di tulisan yang sebelumnya.
Lalu di lanjut
dengan acara terakhir daari proses ospek SERUKER 2013, yaitu makarab. Di
makarab kedekatan aantar sesame maba ataupun kakak angkatan semakin terikat.
Yah, acara yang menarik juga di suguhkanpara panitia dalam acara ini, mulai
dari lomba hingga penutupannya.Terlebih lagi di saat malam tiba. Acara yang di
suguhkan juga sangat asyik. Saat pembakaran api unggun, saya sangat
menyukainya. Di lanjutkan dengan pensi yang di suguhkan setiap gugus dan bisa
menciptakan tawa di suasana dingin malam tersebut.
Keesokan
harinya, saat shubuh hari, sebuah teatrikal di lakukan para kakak angkatan yang
di jadikan symbol bahwa tidak adanya senioritas dalam SERUKER. Di sana semuanya
sama, saya menyebutnya keluarga. Dan di lanjutkan dengan di suapnya semua maba
dengan kue bolu, mungkin menurut saya itu symbol bahwa yang tua mengayomi yang
muda.
Rabu, 02 Oktober 2013
Tribute to Haidar Wisyam a.k.a Bejat
Jogjakarta, 2
Oktober2013
Saya
berada di sebelah selatan masjid Mujahidin, masjid megah yang di bangun oleh
pihak UNY guna memberikan sarana unutk beribadah bagi mahasiswa ataupun
masyarakat yang beragama islam untuk beribadah. Saya baru saja dating setelah
sebelumnya selesai menyantap sarapan dan makan siang di jadikan satu. Saya
masih duduk santai di tangga masuknya dengan mulut yang masih mengepulkan asap.
Handphone saya bergetar secara terus menerus, bukan pertanda masuknya SMS. Itu
sebuah panggilan masuk. Saya meraih handphone yang bergetar di dalam saku
celana panjang yang di gunakan. Melihat ke layar, sebuah nama kontak tertera
dan lalu mengangkatnya.
Dia
memulai suara pertamanya dengan sesenggukan. Dia menangis. Sebelum sang
penelpon mengucapkan kata pertamanaya saya sudah berfirasat tentang apa yang
akan di katakan. Dan sebuah kalimat yang terucap membenarkan firasat saya. Saya
hanya melontarkan sebuah pertanyaan ‘kapan ?’ dan di jawab ‘baru saja’.
Pembicaraan selesai kemudian saya mematikan udud
di tangan dan menuju ke kran air untuk mensucikan diri dari hadas kecil.
Selanjutnya, saya shalat dan melakukan hal lainnya yang di sunnahkan dan
kemudian menuliskan catatan ini.
Memang,
sekitar 15 menit sebelum saya mendapat panggilan, saya mendapat sebuah kabar
bahwa salah satu junior saya sedang berada dalam keadaan kritis saat menjalani
sebuah operasi setelah beberapa hari sebelumnya saya mendapat kabar bahwa dia
jatuh dari papan panjat yang
mengakibatkannya harus menjalani operasi. Dan baru tadi saja sang
penelepon tadi mengabarkan bahwa junior saya telah meninggal dunia.
Dia
bernama Haidar Wisyam, biasa di panggil Haidar atau lebih sering di panggil
dengan Bejat (yang merupakan nama lapangannya) oleh beberapa orang lainnya. Dia
adalah orang yang saya ceritakan dalam tulisan saya tahun lalu yang berjudul Diwarisi dan
Mewarisi Amanat. Ya, dia adalah ketua umum PASSIGA (Pecinta Alam dan
Seni SMAN 3 Jember) setelah saya.
Saya
masih ingat bagaimana dia sebelum menjadi anggota dan mengikuti latian yang cukup
rutin dan terlihat paling excited
bersama beberapa rekannya. Kemudian saya juga masih ingat bagaimana
ekspresi-ekspresiyang di tampakkan wajah hitamnya saat menggambarkan berbagai
ekspresi danhingga berujung pada senyuman serta tawanya saat dan setelah dia
mendapatkan scraft berwarna ungu yang menandakan dia telah menjadi Anggota
Yunior di PASSIGA. Kemudian makin banyaklah kenagan-kenangan yang tercipta
dengannya.
Saya
ingat, bagaimana ambisinya untuk menjadi seorang atlit panjat dan sangat
meyukai bidang panjat tebing. Hingga setiap ada lomba dia memaksa untuk
mengikutinya. Pernah juga, saat itu saya masih menjabat menjadi ketua umum, ada
sebuah lomba panjat dinding tingkat nasional di Surabaya. Lalu, saya berniat untuk mengikut sertakan
Damas a.k.a Moseng untuk mengikuti lomba tersebut. karena memang penilaian saya
kemampuan Damas lebih diatas Haidar. Tapi Haidar memaksa untuk mengikuti lomba
tersebut bersama 2 anak lainnya. Saya melarangnya karena akan memakan banyak
duit, karena pada awalnya saya berniat menggunakan uang yang di sediakan untuk
bidang Ekstrakulikuler oleh sekolah. Saya hanya tidak ingin menggunakan uang
tersebut unutk hal yang tidak masuk dalam proker (program kerja) saya. Namun,
dia tetap keras kepala untuk mengikutinya.
Hingga
akhirnya saya menyerah dan memperbolehkan mereka untuk berangkat, dengan syarat
uang transportasi dan makan merupakan biaya sendiri sedangkan uang pendaftaran
memotong anggaran dana ekskul dari sekolah. Dan yang lebih membuat saya lucu
serta sedikit naik pitam adalah salah satu alasan dia mengikuti lomba tersebut
adalah ingin mendapatkan kaos dari lomba tersebut. begitu juga di hari-hari
selanjutnya, setiap ada lomba dia sangat bersemangat untuk mengikutinya,
terlebih lagi jika ada fasilitas kaos. Hingga akhirnya, dia mulai menurunkan
kemaniakannya terhadap lomba panjat dinding setelah saya member berbagai macam sindiran.
Setelah
itu, dia mengalihkan pandangannya terhadap pendakian gunung. Dia terobsesi
dengan petualangan setelahnya. Dia juga telah merampungkan trek Argopuro
sebanyak dua kali jika tidak salah. Dan trek selanjutnya adalah trek Gunung
Raung dan berhasil mencapai puncak sejati dari gunung tersebut. Betapa sangat
di banggakannya prestasi tersebut karena (menurutnya) dia dan salah seorang
juniornya-lah yang pertama berhasil mencampai puncak sejati Raung sebagai
anggota sispala dari Jember.
Saat
dalam acara Reformasi dan Laporan Pertanggung Jawaban ke pengurusan saya
memasuki acara pemilihan ketua umum yang baru, kandidat yang mencantumkan
dirinya sendri degan penuh kesadaran adalah dia, Haidar, Bejat, sedangakan yang
satunya di pilih oleh saudara seangkatannya. Dia terlihat sangat excited untuk menjadi ketua umum
menggantikan saya. Jauh hari sebelumnya dia juga sering bilang untuk ingin
menjadi ketua umum dan dia memberitahuan visi-misinya sebelum kampanye
pemilihan ketua umum baru. Yang pasti, dia lebih memiliki visi-misi yang jelas
untuk PASSIGA saat dia menjadi ketua umum.
Impiannya
yang saya tahu pasti dan menjadi acuannya saat menjadi ketua umum adalah
mengadakan kembali papan panjat yang telah terleas dari kerangka wall PASSIGA
beberapa tahun yang lalu. Dia memperjuangkannya dengan keras. Hebat, lebih
hebat dari saya. Kemudian, dia juga pernah bilang ingin sekali mendaki everest.
Lalu dia juga ingin menginjakkan kaki kurusnya di atas Mahameru. Dan saya
mendengar kabar bahwa dia telah melakukan pendakian ke Semeru beberpa waktu
lalu. Dan mempunyai rencana untuk melakukan pendakian ke Gunung Rinjani kedepannya.
Kaki
kurusmu mungkin sudah lelah berjalan menyusuri alam dan kehidupan ini. badanmu
mungkin sudah letih untuk menopang segala bekal, pengalaman dan kenangan yang
kau simpan di carier yang kau bawa di pundakmu. Dan saat ini, adalah saat di
mana kau harus beristirahat dulur,
memanjakan dirimu sendiri. Semoga kau selalu di rahmati dalam tidurmu yang tak
akan terbangunkan hingga hari akhir nanti. Jangan pikkir organisasimu yang kau
tinggalkan, PASSIGA masih punya sejagat manusia yang bisa memimpin, meski
dengan caranya masing-masing yang mungkin juga tak akan sepertimu. Hanya saja,
tidurlah bersama doa-doa yang di ucap semua keluarga, saudara, sahabat, teman
dan alam ini untukmu.
Bejat dalam pendakian Argopuro yang pertamanya
Senin, 30 September 2013
Cerita Singkat Ospek Fakultas dan Jurusan
Jogjakarta, 30
September 2013
Dalam
catatan ini saya akan membahas tentang ospek fakultas dan jurusan saya.
Baiklah, mari mulai kisahnya …..
Kemegahan
akan terlaksananya ospek universitas selama dua hari sebelumnya menjadi
kenangan tersendiri bagi saya. Dan dua hari pertamapun terlewatitanpa ada
hambatan. Masih ada tiga hari lagi. Ospek selanjutnya adalah ospek fakultas,
daalam ospek ini hampir mirip dengan ospek universitas sebelumnya, masih di
dominasi dengan perbincangan dengan beberapa sumber. Dan di hari pertama ospek
fakultas ini di laksanakan dalam stage tari Tejo Kusumo.
Sama
seperti sebelumnya, pembicaraan ini di tujukan kepada para maba yang di
harapkan dapat memotivasi. Seperti halnya saat berbincang dengan seorang
mahasiswa yang sudah menorehkan nama UNY dalam gelar runner up dunia di ajang
lomba music klasik (jika tidak salah) tingkat international di Italia. Ada juga
beberapa perbincangan dengan beberapa mahasiswa yang sudah UNY kirim ke luar
negeri untuk beberapa kepentingan seperti pertukaran pelajar ataupun lomba.
Yang
pastinya tidak luput dalam perbincangan seperti ini dekan Fakultas Bahasa dan
Seni. Beliau biasa si panggil Bu Kun. Di damping dengan beberapa orang lainnya,
beliau bergantaian memberikan wejangan
kepada para maba yang sedang duduk di depan mereka. Yah, meskipun ada dari
beberapa maba yang tak menyimak ataupun mengantuk.
Ada
pula acara pengenalan ORMAWA yang ada di FBS. Acara ini termasuk acara yang
menjadi hiburan setelah sekian lama mendapat acara yang banyak orang bilang
membosankan. Dalam acara ini, semua ORMAWA yang ada di FBS menyuguhkan sebuah
pensi. Cukup banyak ORMAWA yang ada di fakultas yang saya masuki ini. Hima
(Himpunan Mahasiswa) setiap prodi ada, di tambah BEM dan DPM. Ada juga UKMF
Kreativa yang merupakan ormawa yang berhubungan dengan majalah kampus dan
jurnalistik. Ada Sangkala yang merupakan UKMF yang serius dalam hal teater. Dan
ada UKMF Al-Huda yang merupakan UKMF yangmerupakan rohisnya FBS.
Setiap
Hima dan UKMF menampilakan paenampilan yang apik dan menghibur. Banyak
menghadirkan gelak tawa dan kagum. Mulai dari drama treatikal yang dihadirkan
beberapa Hima yang di buat dengan konsep komedi, penampilan teater yang di
tampilkan Hima Seruker dan Sangkala ataupun penampilan dari HIMASIK (Himpunan
Mahasiswa Pendidikan Seni Musik) dan HIMASETA (Himpunan Mahasiswa Seni Tari)
yang cukup membuat kagum, dan UKMF lainnya yang membuat tepuk tangan dan sorak
sorai kami para maba dan beberapa panitia yang menonton.
Di
hari kedua, di awali dengan pembekalan rohani setiap keyakinan yang di pegang.
Dan setelahnya merupakan lomba-lomba kecil bernama Sayembara Prajurit Perisai
Ungu yang di pertandingkan dengan setiap gugus. Dan gugus saya, Gugus Kalawai,
di tandingkan dengan Gugus Sondi. Perlombaan ini terdiri dari beberpa lomba
dengan model estafet. Pertama merupakan lomba balap bakiak yang dipakai oleh
tiga orang, orang yang berada di depan sendiri membawa bendera sebagai tongkat
estafet, yang nantinya di berikan kepada peserta temannya yang akan melanjutkan
ke lomba berikutnya yang merupakan lomba balap dengan membawa kelereng di atas
sendok yang digigit. Dan di lanjutkan dengan lomba memecahkan tepung plastic
berisi tepung yang di gantung dengan mata tetutup dan sebagai pengarah arah,
peserta terakhir yang akan mengomando arah tempat dimana plastic berisi tepung
itu berada. Jika tepung berhasil di pecahkan dengan sebuah kayu yang sudah di
bekalkan kepada peserta sebelumnya, bendera estafet di berikan kepada peserta
terakhir dan harus berlari secepat mungkin mencapai garis finish. Sayangnnya
gugus kami tidak berhasil mendapat juara setelah terhenti dalam semi final.
Acara
selanjutnya yaitu adalah Ekspresi Karya Maba. Acara ini merupakan acara pensi
yang harus di bawakan oleh dua gugus, dan Gugus Kalawai mendapat partner Gugus
Sondi yang sebelumnya menjadi saingan dalam Sayembara Prajurit Perisai Ungu.
Acara ini di adakan di stage tari Pendopo Tejo.
Penampilan setiap pasang gugus terlihat apik. Namun saying ada beberapa
pasag gugus yang penampilannya terhenti saat penampillan mereka masih belum
selesai ataupun masih berjalan setelahnya. Termasuk juga penampilan dari Gugus
Kalawai dan Gugus Sondi yang di hentikan tidak lama setelah mereka memulai
opening pensi yang akan di tampilkan, dan saat akan menampilkan penampilan utama
tirai sudah di tutup. Sayangnya, saya tak dapat informasi banyak kenapa
penampilan di hentikan saat gugus kami akan menampilakan pensi kami. Jadinya
saya menrik kesimpulan, masalah waktu.
Di
hari selanjutnya, hari terakhir ospek yang akan saya dan maba UNY hadapi. Ospek
di hari terakhir ini merupakan ospek jurusan/prodi. Dress code ospek inilah
yang menurut saya paling asik, dengan mengangkat tema Pirates (perompak) dalam
ospek jurusan SERUKER (Seni Rupa dan Kerajinan), peserta di wajibkan mengenakan
dandanan ala perompak yang sebelumnya sudah di tentukan. Dalam ospek inilah
saya baru mendapat hukuman karena penugasan yang harus di bawa tidak saya bawa.
Hasilnya baju saya yang awalnya putih mendapat warna-warna baru seperti biru,
merah, kuning, hijau dan campuran dari itu semua. Tidak hanya itu, para
mas-mbak SPK (Sie Penegak Kedisiplinan)
memberikan kami sebuah minuman yang saya kira adalah ‘kemaitan’ tapi ternyata
itu adalah ‘brotowali’ (kalau tidak salah) dan saya masih bingung, apakah kedua
nama tersebut merupakan satu jenis jamu namun berbeda nama atau memang
benar-benar berbeda. Karena yang saya rasakan sama. Sama-sama pahit.
Dalam
ospek jurusan ini, di lakukan acara bincang-bincang dengan beberapa dosen yang
akan mengajar kami para maba di jurusan SERUKER. Dan dilanjutakan dengan lomba
yang terkenal dengan ucapan “Ya!!!”, “Tidak !!!”, “Bisa jadi, Bisa jadi”, saya
lupa apa nama acara yang di tayangkan oelh salah satu stasiaun televisi
tersebut. Dan apa bila perwakilan gugus ospek jurusan SERUKER tak bisa menjawab
kata yang tertera, semua anggota gugus akan terkena semprotan warna-warni yang
akan menghias di baju putih yang dikenakan. Gugus saya dalam ospek jurusan ini
adalah sebuah nama rempah-rempah, yaitu pala.
Dan
tibalah waktu dimana Gugus Pala maju dan mengirimkan dua perwakilan sebagai
peserta. Ah, kata yang tertera merupakan sebuah nama hewan. Dan sayangnnya yang
keluar adalah ‘tapir’. Berbagai clue yang di katakana tak dapat membantu namun
cukup membuat kami semua sakit perut karena tertawa. Hingga waktu habis dan
akhirnya terhujanilah kita dengan semprotan warna-warni. Ketika dalam sesi
wawancara, pemberi clue di tanya oelh panitia , apakah dia tahu dengan tapir
atau tidak ? dengan enteng di jawa ‘Tidak’. Kami akhirnya kembali dengan warna baru
dalam kaos yang kami kenakan.
Setelah
acara “Ya !!”, “Tidak !!”, “Bisa jadi !!” selesai di lanjutkan dengan lomba
agustusan, yait mengambil koin dengan mulut dari papaya yang terlumuri
(mungkin) oli. Dan gugus saya
mengirimkan tiga orang wanita untuk mengikuti perlombaan tersebut. awalnya ada
beberpa anak yang ragu dengan mereka. Setelah berlomba, koin yang berhasil di
dapat merupakan terbanyak dari pada gugus-gugus lainnya.
Selesai
dengan itu, Acara di lanjutkan dengan penobatan raja dan ratu perompak dalam
ospek jurusan SERUKER 2013. Dan salah satu anggota dari Gugus Pala-lah yang
menjadi Raja Perompak dalam Ospek Jurusan SERUKER dan Ratu Perompaknya dari
gugus lainnya.
Setelah
itu kami para maba di haruskan kembali berkumpul dengan gugus fakultas, d dekat
gedung C13 di FBS setelah semua berkumpul dan di kondisikan, kami menuju stage
tari untuk acara penutup ospek. Di acara terakhir ini di umumkan pemenang
beberapa nominasi dan pemenang dari Sayembara Prajurit Perisai Ungu. Dan Gugus
Kalawai mendapat penghargaan atas gugus dengan pendukung terheboh. Dan juga ada
acara mengerjai anak-anak yang sedang berulang tahun. Setelah itu adalah guest
star, yang merupakan band dari salah satu fakultas di UNY. Di sana kami
bernyanyi dan menari bersama. Menggila bersama selayaknya sebuah konser besar,
hingga acara selesai.
To Be Continued ..
Rabu, 25 September 2013
Saya Kembali Dengan Cerita
Jogjakarta, 24 September 2013
Assalamu’alaikum…
Mungkin hanya beberapa orang yang akan menghampiri blog dan membaca postingan ini maupun lainnya selain saya. Atau mungkin saja tidak ada sama sekali hingga beberpa waktu kedepan. Saya sudah lupa kapan saya terakhir memposting tulisan kacau saya. Alhamdulilah saya sudah bisa menulis untuk saat ini dan saya akan memposting tulisan serupa ini di dalam kedua blog saya, Catatan Kehidupan Adam dan Catatan Lainnya, dalam waktu yang mungkin hampir sama. Saya melakukannya karena saya sudah mencampakkan mereka dalam kurun waktu yang sangat lama terlebih lagi blog Catatan Lainnya.
Kali ini saya akan berceloteh tentang beberapa hal namun mungkin tidak akan secara rinci. Karena itu bisa menghabiskan waktu yang cukup lama dan menyiksa jari telunjuk saya yang sedang cantengen. Pertama-tama tentang keterangan kota dan tanggal, insyaallah saya mungkin akan sering menggunakan kota Jogjakarta, karena memang di sinilah saya sekarang. Saya sedang mengais ilmu di Jogjakarta.
Sudah saya ceritakan dalam beberapa tulisan saya sebelumnya, bahwa saya telah di terima di salah satu universitas negeri di Jogjakarta. Universitas Negeri Yogyakarta yang dulunya adalah IKIP Jogjakarta, adalah universitaas yang jas almamaternya saya gunakan. Alhamdulillah berkat restu Yang Kuasa dan bantuan banyak pihak saya dapat di terima di universitas ini dalam prodi yang saya minati, pendidikan seni rupa.
Aaaaaaaaaa, saya akan langsung lanjutkan ke masa-masa ospek.
Masa ospek, diawali dengan upacara pembukaan ospek yang juga di barengi dengan upacara kemerdekaan RI. Di sini di bagi dalam tiga macam ospek yang diadakan selama lima hari. Dua hari ospek universitas, dua hari ospek fakultas dan dua hari ospek jurusan/prodi. Pada ospek pertama, ospek universitas, Ospek universitas di adakan secara bersama dan dalam satu tempat oleh seluruh fakultas yang bertempat pada GOR UNY. Di sana terasa seperti menonton sebuah perlombaan, di karenakan selalu terdengar hiruk-pikuk dari yel-yel yang di teriakkan setiap fakultas yang sudah di latih selama masa pra-ospek sebelumnya.
Di dalam gor tidak hanya berwarna putih hitam yang sesuai dengan dresscode yang di kenakan. Tetapi masih terikat atribut-atribut yang di dominan dengan warna identitas setiap fakultas. Fakultas saya, Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) warna ungu, Fakultas Teknik (FT) warna Orange, Fakultsa Matematika dan Ilmu Pendidikan Alam (MIPA) warna biru, Fakultas Ilmu Sosial (FIS) warna merah, Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) warna hijau dan yang terakhir Fakultas Ekonomi (FE) warna merah muda. Seolah kami berlomba untuk mejadi juara ye-yel dan fakultas terkompak saat ospek 2013.
Dalam acara tersebut, lebih dominan dalam pemberian orasi ilmiah, pengetahuan, motivasi yang di sampaikan beberapa orang besar UNY dan undangan, bahkan pada hari terakhir Bapak Kemenpora, Roy Suryo, memenuhi undangan untuk memberikan orasi ilmiahnya terhadap saya dan para mahasiswa baru lainnya. Dan gara-gara beliaulah saya membuat keputusan besar untuk melanggar janji saya lagi. Tidak hanya itu, acara lainnya juga cukup menyenangkan, seperti Display ORMAWA yang di barengi dengan orasi ilmiah oleh ketua BEM Universitas dan para ketua BEM Fakultas. Tidak hanya itu, ada juga display UKM yang di garap secara apik penampilannya oleh setiap UKM. Dalam segi hiburan music juga sangat mengasyikkan, band-band yang di undang juga sangat menghibur seperti gerap gurita dan kenthung konslet (finalis 10 besar IMB) berhasil menggemparkan seluruh gor untuk menggemakan suara mereka. Dan itu pertama kalinya saya hadir dalam acara seperti itu, yang membuat saya cukup merinding saat itu.
NB : Sebenarnya saya berniat menceritakannya sekaligus, tapi sepertinya akan terasa amat sangat panjang, apa lagi tugas kuliah yang baru saya dapatkan masih terasa cukup memberatkan saya menulis banyak hal. Jadi saya berniat untuk menuliskan cerita saya tentang hal ini dalam beberapa cerita atau bisa di bilang series. Lagi pula saya juga ingin memugar kembali tampilan blog saya. Insyaallah saya bisa melanjutkannya di lain hari.
Minggu, 24 Maret 2013
Bercerita Tentang Angka Tiga
Jember, 23 Maret 2013
Well ..
Ini sudah hampir
mendekati akhir bulan ketiga di tahun ini. Dan aku di sibukkan degan ujian
sekolah yang cukup merepotkan. Yaya, merepotkan. Tapi seperti yang aku tuliskan
di blog saya yang satunya saya mencoba untuk tetap menulis meski tidak sering.
Paling tidak ada untuk membuat sedikit
coretan-coretan di blog-blog yang aku miliki. Untungnya beberapa hari
lalu saya mendapatkan informasi dari Mas Hakim tentang lomba yang diadakannya. Lomba
yang dilaksanakan dalam waktu tiga hari dengan satu-satunya tema yaitu angka “3”. Setelah di amati ternyata serba
tiga, haha.
Okee ..
Jujur, aku gak enek
pengalaman blass karo angka telu. Lek 4
karo 16 sak gudang. Yah.. tapi piye
maneh ?? aku cuma peserta dadi yo meloki peraturane wae, hehe. Yaya,
setelah mendengar kabar itu aku mencoba untuk membuat otak bekerja lebih keras
dari sebelumnya menggali sesuatu dari angka tiga. Oh …. Aku bingung. Ku coba
bertanya pada beberapa kawan, tak ada jawaban. Ku tanya pada beberapa kewan (hewan) aku tak dihiraukan, hehehe
(guyon seng iki).
Pada akhirnya aku menengok sedikit tentang keberadaan angka tiga dalam agama Islam. Yang saya
tangkap pertama adalah shalat Maghrib yang mempunyai rakaat sebanyak tiga. Selesai dengan itu saya kembali
memuar otak mencari sesuatu yang berhubungan dengan angka tiga. Dan saya menangkap kesimpulan, Suatu barang yang kotor/najis
akan menjadi bersih/suci bila telah dibersihkan/disiram dengan air yang
mengalir atau lebih dari dua kollah sebanyak tiga kali, saya ambil contoh seperti berwudhu. Lha, enek angka telu kan ???
hehe. Membersihkan beras sebelum dimasak juga seperti itu, harus di bersihkan
dengan rendaman air sebanyak tiga
kali atau membilas cucian juga tiga
kali, supaya bersih dan suci kata ibuku ketika kutanyakan tentang itu.
Opo eneh yo ???
Oh, sesuatu dengan urutan ketiga itu bisa menjadi sesuatu yang membahayakan. Contohe, enek
arek lanang (urutan ke siji) karo arek wedok (urutan ke dua) lagi berpacaran,
lalu datang setan di urutan ketiga
menyusul mereka berdua untuk memberikan godaan. Nah, iku lek imane gak kuat iso gawat. Iyo opo gak ???. Maneh, sesuatu yang terdapat unsur
dengan angka 3 iso dadi romantis.
Seperti kalimat I Love You, #eaeaea hahaha. Bahkan emoticon hatipun
pakek angka 3, hehe. Tapi bisa juga jadi
kalimat yang menyakitkan hati, contohe I hate you, haha.
Haha, biarkan kalimat-kalimat hasil dari kerja keras otak
saya yang sedang sedikit eror untuk di jadikan basa-basi meski kelihatan geje.
Dan kalau yang kali ini aku serius mau
menuliskan hal-hal yang benar terjadinya pada hidupku, dan tentu ada
hubungannya dengan angka tiga. Baiklah ini daftar-daftarnya :
1) Aku
alumni sekolah SDN 3 Bangsalsari
yang sekarang berganti nama menjadi SDN 2 Bangsalsari.
2) Aku
sekarang dalam perjuangan untuk menjadi alumni dari SMA Negeri 3 Jember.
3) Di
kos-kosan saya terdapat tiga kamar
yang sudah terisi semua, ahaha :D (sorry geje).
4) Saya
pernah menginjakkan kaki di tiga puncak
gunung, dua kali puncak Rengganis dan sekali puncak Argopuro, hehe.
5) Aku
mempunyai tiga tahi lalat di tangan
kanan dan kiri saya. (aku nduwe tenan lho)
6) Di
rumah saya terdapat tiga ruang kamar
tidur, meski yang berfungsi hanya satu bahkan kadang tidak semuanya.
7) Pernah
mengalami tiga kali kecelakaan
dengan sepeda motor pinjaman.
8) Sampai
saat ini kalau tidak salah, saya mendapatkan tiga kado untuk ulang tahunku.
Duh, opo eneh yo ???
Oh,, iyo …
9) Dan
tentang wanita yang saya cintai di luar ikatan hubungan darah (keluarga) ada tiga
wanita, dua di masa lalu satu untuk yang sekarang J #eaeaeaea hahaha. (tenan pisan iki)
Baiklah, aku akhiri cerita mbulet tentang angka tiga ini.
Maaf bila ada dari para pembaca ada yang tidak nyaman ataupun tidak mengerti
dengan apa yang aku tuliskan, sungguh aku tak bermaksud seperti itu. Oke, see
ya !!!! :)
POSTINGAN PENUH RASA SYUKUR INI UNTUK MEMERIAHKAN SYUKURAN RAME RAME MAMA CALVIN, LITTLE DIJA DAN ACACICU
Minggu, 27 Januari 2013
2 Pilihan
Belajar adalah sebuah kegiatan yang sangat di perlukan dan selalu di lakukan para manusia. Entah itu dlam keadaan sadar atau tidak. Aku suka belajar, tapi tak selamanya begitu. Ada kalanya kita berada di titik jenuh, itulah saat dimana kita harus melupakan tentang belajar, hehe.
Aku suka belajar, belum tentu juga aku menyukai segala pelajaran. Aku lebiih menyukai mempelajari sesuatu yang berbau non-akademik. Untuk masalah akademiknya aku masih memilih beberapa pelajaran. Seperti Bahasa Indonesia ataupun Sejarah, karena tak terhindarkan dari kisah-kisah yang selalu hadri dalam setiap pelajaran tersebut. bagaimana lagi ?? saya suka membaca hal seperti itu, haha. Dalam hal non akademik saya mempelajari banyak hal. Seperti belajar menulis di blog dan ingin mencoba merangkai sebuah novel, belajar mencoba sesuatu yang berhubungan dengan design, belajar menggambar, bermusik, fotografi, sinematografi, banyak lagi lainnya. Dan tak terlupa, saya juga belajar memulai hidup baru setelah saya kehilangan tujuan saya.
Kini saya hidup dengan beberapa tujuan. Satu di antaranya adalah berkuliah di salah satu perguruan tinggi di Jogjakarta. Sekarang, lagi-lagi aku mendapat masalah dimana aku harus menentukan sebuah pilihan. Jalur undangan untuk masuk perguruan tinggi berlaku untuk semua siswa yang menginginkan. Tapi sayangnya, salah satu Perguruan Tinggi yang ingin ku masuki tak menggunakan jalur masuk dengan undangan. Jadi satu-satunya untuk memasuki Perguruan Tinggi itu melalui test, dimana aku masih meragukan dalam hal ujian prakteknya, menggambar. Aku bisa di bilang tak mahir menggoreskan garis di kertas kosong menumpahkan imajinasiku. Dengan kata lain aku harus siap untuk tak menggunakan peluang jalur undangan. Sebuat saja perguruan tinggi A.
Tapi jika kau menggunakan jalur undangan(sebut saja perguruan tinggi B), otomatis aku juga melangkah semaikn jauh dari perguruan tinggi yang ingin ku masuki tadi. Dan bila aku mendaftar pada perguruan tinggi A yang ku maksud tadi dan menggunakan jalur undangan mendaftar di perguruan tinggi B, lalu hasil dari jalur undangan aku di terima di perguruan tinggi B yang ku tulis dan saat tes masuk perguruan tinggi A aku dinyatakan lolos. Tentunya aku memilih perguruan tinggi A dan meninggalkan perguruan tinggi B. Kemungkinan untuk tahun depan sekolahku akan di blacklist oleh perguruan tinggi B, dengan kata lain adik-adik kelas yang ingin masuk perguuran tinggi B bisa-bisa akan di persulit Cuma gara-gara aku.
Belajar dilakukan karena kita tidak mengetahui sesuatu dan kita ingin mengetahuinya, karena itu aku belajar. Fakultas yang ingin ku masuki adalah DKV (Design Komunikasi Visual) lebih condong ke desain grafis. Fakultas itu aku temukan di perguruan tinggi A dan di perguruan tinggi B tidak ada.
Dalam keadaan seperti ini kebimbangan lagi-lagi melanda. Dengan kata lain aku di beri dua pilihan yaitu, Aku memilih masa depan yang sudah aku inginkan dan rencanakan dengan kemungkinan besar aku bisa merusak masa depan umat banyak saya karena sebuah blacklist atau aku menghilangkan blacklist tahun depan dan meninggalkan masa depan yang saya rencanakan.
Aku suka belajar, belum tentu juga aku menyukai segala pelajaran. Aku lebiih menyukai mempelajari sesuatu yang berbau non-akademik. Untuk masalah akademiknya aku masih memilih beberapa pelajaran. Seperti Bahasa Indonesia ataupun Sejarah, karena tak terhindarkan dari kisah-kisah yang selalu hadri dalam setiap pelajaran tersebut. bagaimana lagi ?? saya suka membaca hal seperti itu, haha. Dalam hal non akademik saya mempelajari banyak hal. Seperti belajar menulis di blog dan ingin mencoba merangkai sebuah novel, belajar mencoba sesuatu yang berhubungan dengan design, belajar menggambar, bermusik, fotografi, sinematografi, banyak lagi lainnya. Dan tak terlupa, saya juga belajar memulai hidup baru setelah saya kehilangan tujuan saya.
Kini saya hidup dengan beberapa tujuan. Satu di antaranya adalah berkuliah di salah satu perguruan tinggi di Jogjakarta. Sekarang, lagi-lagi aku mendapat masalah dimana aku harus menentukan sebuah pilihan. Jalur undangan untuk masuk perguruan tinggi berlaku untuk semua siswa yang menginginkan. Tapi sayangnya, salah satu Perguruan Tinggi yang ingin ku masuki tak menggunakan jalur masuk dengan undangan. Jadi satu-satunya untuk memasuki Perguruan Tinggi itu melalui test, dimana aku masih meragukan dalam hal ujian prakteknya, menggambar. Aku bisa di bilang tak mahir menggoreskan garis di kertas kosong menumpahkan imajinasiku. Dengan kata lain aku harus siap untuk tak menggunakan peluang jalur undangan. Sebuat saja perguruan tinggi A.
Tapi jika kau menggunakan jalur undangan(sebut saja perguruan tinggi B), otomatis aku juga melangkah semaikn jauh dari perguruan tinggi yang ingin ku masuki tadi. Dan bila aku mendaftar pada perguruan tinggi A yang ku maksud tadi dan menggunakan jalur undangan mendaftar di perguruan tinggi B, lalu hasil dari jalur undangan aku di terima di perguruan tinggi B yang ku tulis dan saat tes masuk perguruan tinggi A aku dinyatakan lolos. Tentunya aku memilih perguruan tinggi A dan meninggalkan perguruan tinggi B. Kemungkinan untuk tahun depan sekolahku akan di blacklist oleh perguruan tinggi B, dengan kata lain adik-adik kelas yang ingin masuk perguuran tinggi B bisa-bisa akan di persulit Cuma gara-gara aku.
Belajar dilakukan karena kita tidak mengetahui sesuatu dan kita ingin mengetahuinya, karena itu aku belajar. Fakultas yang ingin ku masuki adalah DKV (Design Komunikasi Visual) lebih condong ke desain grafis. Fakultas itu aku temukan di perguruan tinggi A dan di perguruan tinggi B tidak ada.
Dalam keadaan seperti ini kebimbangan lagi-lagi melanda. Dengan kata lain aku di beri dua pilihan yaitu, Aku memilih masa depan yang sudah aku inginkan dan rencanakan dengan kemungkinan besar aku bisa merusak masa depan umat banyak saya karena sebuah blacklist atau aku menghilangkan blacklist tahun depan dan meninggalkan masa depan yang saya rencanakan.
Jumat, 18 Januari 2013
Give Away I Love Mimi
Mimi Radial, salah satu akun facebook yang sering saya jumpai ketika memasuki Grup Warung Blogger. Entah beliau sekedar komentar atau posting. Sempat saya berkunjung ke blog beliau. Membaca postingan beliau, meskipun tidak sering tapi pernah sesekali. Tapi sepertinya saya belum sekalipun meninggalkan komentar di Blog beliau, hehe. Kalau istilah yang saya dapet dari mbak Niar kalau gak salah itu silent reader, haha.
Maaf ya mi, sok kenal sok deket nih saya ceritanya, hehe. Saya mau ngucapin selamat ulang tahun dan semoga di beri banyak berkah juga terkabul segala yang mimi inginkan. Sekaligus saya ijin ikut GA-nya juga saya minta maaf kalo foto maupun gambarnya kurang berkenan, itupun juga hasil eker-ekeran, hehe.
Maaf ya mi, sok kenal sok deket nih saya ceritanya, hehe. Saya mau ngucapin selamat ulang tahun dan semoga di beri banyak berkah juga terkabul segala yang mimi inginkan. Sekaligus saya ijin ikut GA-nya juga saya minta maaf kalo foto maupun gambarnya kurang berkenan, itupun juga hasil eker-ekeran, hehe.
Rabu, 09 Januari 2013
Tragedi Pagelaran Berdarah
Segera inspektur Suzana melakukan olah TKP disana, dan berteriak untuk segera memanggil Polisi dan petugas medis. Di tinggalkannya kekasih yang telah mengajaknya menonton pertunjukan wayang tersebut. Seagian penonton mulai meninggalkan tempat duduk mereka dan menghilang karena tak ingin terlibat dengan kasus tewasnya satu tokoh utama dalam pentas yang telah mereka tonton dan sebagiannya melihat jasad yang terkapar penuh darah dari lehernya di atas pentas.
“Apakah anda tak tahu bahwa keris yang korban gunakan asli ??” ucap Suzana kepada Rikmo sebagai pemeran Arjuno.
“Tentu tidak, jika saya memang benar-benar tahu tidak mungkin saya langsung mengarahkan ke lehernya seperti saat latihan kemarin” Jawab Sukmo membela dirinya.
“Panggilkan aku sutradaranya !!” Pinta Suzana Kemudian seseorang berlari sambilmemanggil nama sang sutradara. Tiba-tiba seseorang menarik lengan Suzana kebelakang.
“Apa yang kau lakukan ???” Tanya Suzana
“Seharusnya aku yang bertanya begitu, ini kan kencan kita ? kenapa harus kau korbankan untuk mengusrusi hal ini, apa tidak ada orang lain di kepolisian yang bisa mengatasinya ??” Jawab seorang lelaki berpostur tegap dengan tahi lalat di bawah bibirnya.
“Bukannya begitu, aku hanya ingin menjalankan tugas sebagai mana tugasku seharusnya, Kliwon” Jawab Suzana
“Ini sudah yang berapa kalinya ? selalu saja mengesampingkan perihal kita jika sudah berhubungan dengan tugas. Kenapa tidak……..” belum selesai kliwon -kekasih Suzana- berbicara tiba-tiba seseorang datang dan berbicara, “Saya sutradara, apa tadi ada yang memanggil saya ??” tanyanya dengan mengelus brewok yang belum panjang “Ya, saya mau menanyakan sesuatu kepada anda” jawab Suzana pada sang sutradara, “Aku harus tangani ini dulu” ucap Suzana pada lelakinya.
Segera suzana meninggalkan kekasihnya menuju sang sutradara dan terjadilah tanya jawab antara kedua orang itu. Membelakangi Suzana, Kliwon menggerutu segala macam dan meninggalkan panggung dengan sesekali menendang kursi penonton dengan keras sehingga membuat beberapa orang di sana menujukan mata kepadanya yang melangkah pergi Rikmo yang sebelumnya ada di TKP dibawa ke kantor polisi untuk di mintai keterangan . Keadaan tempat itu sudah mulai sepi hanya ada 5 orang dan satu jasad. Suzana, Pak Galuh selaku sutradara, Suwarno selaku Astrada, Haris selaku Wardrobe dan Jono yang sedang menangis dan merupakan Putra dari Mudhoiso yang merupakan korban.
“Jadi, apa memang sebenarnya anda sudah menyuruh Haris untuk menyiapkan keris palsu ?” tnya suzana untuk kesekian kalinya pada sang sutradara.
“benar, aku sudah menyuruhnya” jawab Pak Galuh
“Apa benarbegitu,Haris ?” Tanya Suzana dengan mengalihkan pndangan pada Haris
“Ya, beliau sudah mengucapkannya berkali-kali” jawabnya santai
“Lalu bagaimana bisa keris palsu itu berubah menjadi keris asli yang bisa merobek leher korban ?” Tanya Suzana lagi
“Kalau anda bertanya pada saya, saya harus bertanya pada siapa ???” ucap haris, “Mana saya tahu bagaimana saya tahu keris itu bisa jadi asli, wong waktu saya berikan msih dalam keadaan palsu, kalau tidak percaya silahkan tanyakan pada Jono. Ada dia waktu saya membuktikan kepalsuan dari si keris pada Mudhoiso” lanjut Haris. Suzana melirik Jono.
“Apa itu benar jono ???” Tanya Suzana
Jono mulai berdiri dari duduk tangis di samping jasad ayahnya yang masih tergeletak di panggung, “itu benar” Jawab jono
“Aaaa, permisi, saya dan Suwarno tidak bisa berlama lagi di sini. Selain harus menemui pihak wartawan kami harus menemui Rikmo yang dibawa ke kantor polisi untuk dimintai keterangan.” Ucap Pak Galuh menyela pembicaraan Suzana.
“baiklah kalian berdua boleh pergi pak” Jawab Suzana
Segera mereka berdua meninggalkan TKP dan interogasi di lanjutkan.
“Jadi bagaimana kelanjutan tadi ??” lanjut Suzana pada Haris
“Bang Haris benar memberikan keris palsu” jawab Jono “Lalu apakah anda tahu bagaimana keris itu bisa jadi palsu ??” Tanya Suzana
“Tidak” jawab Jono
“Apakah ada seseorang yang bersama bapakmu sesaat setelah keris palsu itu di berikan ??”
“Tidak, beliau hanya bersama saya” jawab Jono lagi
“Atau anda pergi kesuatu tempat dengan korban dengan membawa keris itu ??” Tanya Suzana
“kami hanya pergi ke ruang ganti” ucap Jono
Suzana sudah mulai sedikit pusing dengan kasus ini.Sempat terpikir ingin membentuk tim khusus untuk menangani kasus ini. Ia berpikir si pelaku sepertinya sangat lihai. “Ah, siapa dan apa sih motif pelaku melakukan hal ini ??” Gumam Suzana namun masih bisa terdengar oleh kedua orang orang yang ia punggungi. Tak lama pertanyaa itu terlontarkan seseorang mengoceh seakan tak mempunyai dosa dengan ocehannya yang ternyata menjawab pertanyaan Suzana.
“Ohh, itu saya. Saya yang menukarnya setelah melihat latihan bapak untuk pertunukan ini dan melihat kesempatan yang sekiranya bisa membunuh bapak tanpa saya harus melakukannya sendiri. Ya, setelah melihat latihan pertarungan klimaks saat latihan memang seperti di bauat seperti aslinya dan harus benar-benar menyabetkannya. Jadi saya mengambil kesempatan itu untuk mencoba peruntungan dalam usaha membunuh bapak karena susah sekali beliau matinya lagi pula hart warisan ……” celoteh Jono terhenti dan tangannya menutupi mulutnya karena sadar ia tak bisa menghindar dari sifatnya yang suka keceplosan. Suzana yang sempat terdiam melongo dan masih memunggungi Jono juga Haris. Tiba-tiba terdengar teriakan Harris yang melengking.
“Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa….”
Suzana menoleh dan mendapati Haris telah tergeletak tak berdaya dengan cucuran darah menetes dari dada kirinya. Di sampingnya berdiri Jono sedang memgang keris yang sebelumnya sudah berlumuran darah dan merenggut nyawa bapaknya. Dia telah menusuk Haris.
“Apa yang telah kamu lakukan, Jono ???” tanya Suzana kaget
“Sial !!!! gara-gara sifatku yang suka keceplosan semuanya terbongkar . Sial !!!! Jika sudah begini tentunya aku sudah tidak bisa membiarkan kalian yang mengetahui kejadian seungguhnya !!!” Jawab Jono dengan tangan yang mengacungkan keris berlumuran darah ayahnya dan Haris dengan gemetaran pada Suzana.
“Jono, Jadi semua yang kau ucapkan barusan benar ??” Tanya Suzana tak percaya Tanpa mendapat jwaban, tiba-tiba Jono bergerak cepat, sangat cepat bagi Suzana gerakan yang di buat Jono untuk membenamkan keris di tangannya. Segera ia mengambil senjata api yang ia sembunyikan di balik jaketnya dan membidik Jono.
Doooorrrrr !!!!! suara tembakan meletus menggema di antara panggung. Tapi itu tak menghentikan Jono yang hanya tertembak lengannya. Dia semakin mendekat dan akhirnya ia bisa menusukkan keris itu tepat di Jantungnya. Suzana tertusuk badannya mundur mengikuti arah tusukan Jono. Pietolnya terlepas jauh dari tanganny menuju badan Haris yang sudah jatih sebelumnya. Suzanna melemas dan Jono melepaskan keris dari tangannya dan membiarkan menancap di dada Suzana. Suzana Tewas.
Segera Jono pergi meninggalkan TKP dengan tertatih sambil memegang tangan kirinya yang tertembak. Ia masih tak percaya jika ia baru saja membunuh dua orang dengan tangannya sendiri. Belum sampai ia menuju kekepergiannya dari TKP tiba-tiba, dorrrrr !!! Suara tembakan memecah keheningan. Jono ambruk sambil memegang kakinya dan merintih, ia mencoba berbalik melihat siapa yang melakukannya. Dan lagi-lagi, dorrrr !!! tembakan kedua tepat menganai dadanya. Dia masih bisa melihat Haris yang terengah-engah sambil memegang dadanya yang berdarah mengacungkan senjata api itu kepada Jono hingga akhirnya ia sendiri menutupkan mata dan benar-benarpergi dari TKP dengan meningglkan jasadnya. Tak lama setelah itu Harispun ambruk kembali dan mulai kehilangan kesadarnnya hingga iapun menyusul Jono, Suzana dan pak Mudhoiso.
“Cut !!!! Cut !!!!! bagus sekali !!! tak salah saya memilih pemain film ini” teriak Pak Adam yang merupakan sutradara film. Setelah itu, keempat orang yang tidur diatas sebuah panggung pertunjukan mulai bangun dan berjalan meninggalkannya dengan beberapa orang yang sedang membersihkan tempat itu.
“baiklah pengambilan gambar dari film ini telah selesai, besok tinggal memberikannya pada editor dan melaksanakan tahap-tahap selanjutnya. Sekarang mari kita selesaikan segala kegaduhn yang ada disini dahulu dan kemudian pulang !!!” Teriak Pak Adam yang kemudian membantu para kru filmnya.
“Apakah anda tak tahu bahwa keris yang korban gunakan asli ??” ucap Suzana kepada Rikmo sebagai pemeran Arjuno.
“Tentu tidak, jika saya memang benar-benar tahu tidak mungkin saya langsung mengarahkan ke lehernya seperti saat latihan kemarin” Jawab Sukmo membela dirinya.
“Panggilkan aku sutradaranya !!” Pinta Suzana Kemudian seseorang berlari sambilmemanggil nama sang sutradara. Tiba-tiba seseorang menarik lengan Suzana kebelakang.
“Apa yang kau lakukan ???” Tanya Suzana
“Seharusnya aku yang bertanya begitu, ini kan kencan kita ? kenapa harus kau korbankan untuk mengusrusi hal ini, apa tidak ada orang lain di kepolisian yang bisa mengatasinya ??” Jawab seorang lelaki berpostur tegap dengan tahi lalat di bawah bibirnya.
“Bukannya begitu, aku hanya ingin menjalankan tugas sebagai mana tugasku seharusnya, Kliwon” Jawab Suzana
“Ini sudah yang berapa kalinya ? selalu saja mengesampingkan perihal kita jika sudah berhubungan dengan tugas. Kenapa tidak……..” belum selesai kliwon -kekasih Suzana- berbicara tiba-tiba seseorang datang dan berbicara, “Saya sutradara, apa tadi ada yang memanggil saya ??” tanyanya dengan mengelus brewok yang belum panjang “Ya, saya mau menanyakan sesuatu kepada anda” jawab Suzana pada sang sutradara, “Aku harus tangani ini dulu” ucap Suzana pada lelakinya.
Segera suzana meninggalkan kekasihnya menuju sang sutradara dan terjadilah tanya jawab antara kedua orang itu. Membelakangi Suzana, Kliwon menggerutu segala macam dan meninggalkan panggung dengan sesekali menendang kursi penonton dengan keras sehingga membuat beberapa orang di sana menujukan mata kepadanya yang melangkah pergi Rikmo yang sebelumnya ada di TKP dibawa ke kantor polisi untuk di mintai keterangan . Keadaan tempat itu sudah mulai sepi hanya ada 5 orang dan satu jasad. Suzana, Pak Galuh selaku sutradara, Suwarno selaku Astrada, Haris selaku Wardrobe dan Jono yang sedang menangis dan merupakan Putra dari Mudhoiso yang merupakan korban.
“Jadi, apa memang sebenarnya anda sudah menyuruh Haris untuk menyiapkan keris palsu ?” tnya suzana untuk kesekian kalinya pada sang sutradara.
“benar, aku sudah menyuruhnya” jawab Pak Galuh
“Apa benarbegitu,Haris ?” Tanya Suzana dengan mengalihkan pndangan pada Haris
“Ya, beliau sudah mengucapkannya berkali-kali” jawabnya santai
“Lalu bagaimana bisa keris palsu itu berubah menjadi keris asli yang bisa merobek leher korban ?” Tanya Suzana lagi
“Kalau anda bertanya pada saya, saya harus bertanya pada siapa ???” ucap haris, “Mana saya tahu bagaimana saya tahu keris itu bisa jadi asli, wong waktu saya berikan msih dalam keadaan palsu, kalau tidak percaya silahkan tanyakan pada Jono. Ada dia waktu saya membuktikan kepalsuan dari si keris pada Mudhoiso” lanjut Haris. Suzana melirik Jono.
“Apa itu benar jono ???” Tanya Suzana
Jono mulai berdiri dari duduk tangis di samping jasad ayahnya yang masih tergeletak di panggung, “itu benar” Jawab jono
“Aaaa, permisi, saya dan Suwarno tidak bisa berlama lagi di sini. Selain harus menemui pihak wartawan kami harus menemui Rikmo yang dibawa ke kantor polisi untuk dimintai keterangan.” Ucap Pak Galuh menyela pembicaraan Suzana.
“baiklah kalian berdua boleh pergi pak” Jawab Suzana
Segera mereka berdua meninggalkan TKP dan interogasi di lanjutkan.
“Jadi bagaimana kelanjutan tadi ??” lanjut Suzana pada Haris
“Bang Haris benar memberikan keris palsu” jawab Jono “Lalu apakah anda tahu bagaimana keris itu bisa jadi palsu ??” Tanya Suzana
“Tidak” jawab Jono
“Apakah ada seseorang yang bersama bapakmu sesaat setelah keris palsu itu di berikan ??”
“Tidak, beliau hanya bersama saya” jawab Jono lagi
“Atau anda pergi kesuatu tempat dengan korban dengan membawa keris itu ??” Tanya Suzana
“kami hanya pergi ke ruang ganti” ucap Jono
Suzana sudah mulai sedikit pusing dengan kasus ini.Sempat terpikir ingin membentuk tim khusus untuk menangani kasus ini. Ia berpikir si pelaku sepertinya sangat lihai. “Ah, siapa dan apa sih motif pelaku melakukan hal ini ??” Gumam Suzana namun masih bisa terdengar oleh kedua orang orang yang ia punggungi. Tak lama pertanyaa itu terlontarkan seseorang mengoceh seakan tak mempunyai dosa dengan ocehannya yang ternyata menjawab pertanyaan Suzana.
“Ohh, itu saya. Saya yang menukarnya setelah melihat latihan bapak untuk pertunukan ini dan melihat kesempatan yang sekiranya bisa membunuh bapak tanpa saya harus melakukannya sendiri. Ya, setelah melihat latihan pertarungan klimaks saat latihan memang seperti di bauat seperti aslinya dan harus benar-benar menyabetkannya. Jadi saya mengambil kesempatan itu untuk mencoba peruntungan dalam usaha membunuh bapak karena susah sekali beliau matinya lagi pula hart warisan ……” celoteh Jono terhenti dan tangannya menutupi mulutnya karena sadar ia tak bisa menghindar dari sifatnya yang suka keceplosan. Suzana yang sempat terdiam melongo dan masih memunggungi Jono juga Haris. Tiba-tiba terdengar teriakan Harris yang melengking.
“Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa….”
Suzana menoleh dan mendapati Haris telah tergeletak tak berdaya dengan cucuran darah menetes dari dada kirinya. Di sampingnya berdiri Jono sedang memgang keris yang sebelumnya sudah berlumuran darah dan merenggut nyawa bapaknya. Dia telah menusuk Haris.
“Apa yang telah kamu lakukan, Jono ???” tanya Suzana kaget
“Sial !!!! gara-gara sifatku yang suka keceplosan semuanya terbongkar . Sial !!!! Jika sudah begini tentunya aku sudah tidak bisa membiarkan kalian yang mengetahui kejadian seungguhnya !!!” Jawab Jono dengan tangan yang mengacungkan keris berlumuran darah ayahnya dan Haris dengan gemetaran pada Suzana.
“Jono, Jadi semua yang kau ucapkan barusan benar ??” Tanya Suzana tak percaya Tanpa mendapat jwaban, tiba-tiba Jono bergerak cepat, sangat cepat bagi Suzana gerakan yang di buat Jono untuk membenamkan keris di tangannya. Segera ia mengambil senjata api yang ia sembunyikan di balik jaketnya dan membidik Jono.
Doooorrrrr !!!!! suara tembakan meletus menggema di antara panggung. Tapi itu tak menghentikan Jono yang hanya tertembak lengannya. Dia semakin mendekat dan akhirnya ia bisa menusukkan keris itu tepat di Jantungnya. Suzana tertusuk badannya mundur mengikuti arah tusukan Jono. Pietolnya terlepas jauh dari tanganny menuju badan Haris yang sudah jatih sebelumnya. Suzanna melemas dan Jono melepaskan keris dari tangannya dan membiarkan menancap di dada Suzana. Suzana Tewas.
Segera Jono pergi meninggalkan TKP dengan tertatih sambil memegang tangan kirinya yang tertembak. Ia masih tak percaya jika ia baru saja membunuh dua orang dengan tangannya sendiri. Belum sampai ia menuju kekepergiannya dari TKP tiba-tiba, dorrrrr !!! Suara tembakan memecah keheningan. Jono ambruk sambil memegang kakinya dan merintih, ia mencoba berbalik melihat siapa yang melakukannya. Dan lagi-lagi, dorrrr !!! tembakan kedua tepat menganai dadanya. Dia masih bisa melihat Haris yang terengah-engah sambil memegang dadanya yang berdarah mengacungkan senjata api itu kepada Jono hingga akhirnya ia sendiri menutupkan mata dan benar-benarpergi dari TKP dengan meningglkan jasadnya. Tak lama setelah itu Harispun ambruk kembali dan mulai kehilangan kesadarnnya hingga iapun menyusul Jono, Suzana dan pak Mudhoiso.
“Cut !!!! Cut !!!!! bagus sekali !!! tak salah saya memilih pemain film ini” teriak Pak Adam yang merupakan sutradara film. Setelah itu, keempat orang yang tidur diatas sebuah panggung pertunjukan mulai bangun dan berjalan meninggalkannya dengan beberapa orang yang sedang membersihkan tempat itu.
“baiklah pengambilan gambar dari film ini telah selesai, besok tinggal memberikannya pada editor dan melaksanakan tahap-tahap selanjutnya. Sekarang mari kita selesaikan segala kegaduhn yang ada disini dahulu dan kemudian pulang !!!” Teriak Pak Adam yang kemudian membantu para kru filmnya.
Sabtu, 05 Januari 2013
Pandangan Pertama : Tentang Air Terjun Tancak
Indah bila kuingat lagi
Semua tentang cerita itu
(Tamasya-Haruskah)
Setiap jalan yang telah ku langkahi memiliki kenangan. Setiap tanjakan yang telah terlewati memiliki arti. Desakan canda dan tawa dari saudara satu diklatan bisa menahan lelah yang tercipta. Ah, sebuah latihan yang sangat kecil untuk menjalani sebuah perjalanan hati, pikiran dan kebersamaan. Berjalan perlahan, menapaki jalanan sepi diantara rerimbunan sebuah ladang jagung yang sudah mongering. Sinar matahari yang menyengat tak mampu mematahkan tekad sekumpulan remaja ini untuk mengukur dan menambah kekuatan mereka untuk berjalan. Serta niaku untuk pertama kalinya pergi ke tempat itu.
Dapat menghindar dari teriknya sinar matahari membawa raga ini ke jalanan yang mulai menyempit dan rimbun di antara tingginya pohon yang tumbuh. Tanjakan sudah mulai terasa sedikit curam. Beristirahat di bawah pohon yang besar dan di temani berbagai pohon-pohon kecil yag terbelah oleh sebuah aliran sungai jernih kecil. Ah, melepas penat sejenak mencoba merasakan damai yang tercipta. Di sana juga kita membuat sebuah perlombaan. Kita membat kesepakatan dimana kita akan terus berjalan dan siapa yang pada akhirnya paling banyak di hinggapi pacet (hewan sejenis lintah tapi lebih terlihat seperti ulat kecil bagiku) paling banyak dial ah yang menang. Dan kita setuju.
Kita lanjutkan peralanan, tanjakan yang curam yang telah menanti tak dapat menggagalkan niatan kita. Sejuknya keadaan menambah energi untuk terus berjalan sampai tujuan. Semakin lama semakin terdengar suara air yang terdengar sedikit deras membentur sesuatu. Semakin lama semakin terlihat dari kejauhan atap dari sebuah air terjun yang airnya seakan bersemangat sekali untuk melompat dari tebing yang tinggi itu. Dan semakin lama semakin aku mendekati tempat itu.hingga pada akhirnya aku berada tepat di depannya. Merasakan percikan air yang tertiap angin saat jatuh menimpa genangan air di bawahnya.
Sebuah pejalanan yang cukup melelahkan dan terbayar cukup bagiku. Disana kita bersenang-senang. Berfoto ria, menkmati cemilan yang kita, melepaskan lelah setelah perjalanan yang bisa di bilang panjang dan juga menghitung berapa ekor pacet yang kita dapatkan. Sesuai penghitunganku, jika tidak salah aku mendapatkan 12 ekor dan masih kalah dengan salah satu saudaraku dengan selisih satu ekor.
Disana kita biarkan kita bersenang-senang. Aku mencoba menikmati salah satu tempat yang sangat ingin ku kunjungi saat itu. Sebuah air terjun Tancak yang menjanjikan ketenangan (jika tidak dikunjungi banyak wisatawan). Sebuah tempat yang sekarang ku jadikan sebuah pelarian untuk melepas kerinduan untuk mendaki. Sebuah tempat yang penuh kenangan. Satu dari banyak anugerah Tuhan yang penuh dengan keindahan. Saat itu sampah masih jarang terlihat di sekitarnya, membersihkannya pun tak begitu perlu waktu lama untuk mengumpulkan sampah. Tapi entah sekarang, karena saat kemarin saya berkunjung ke rumah penduduk di kampong terakhir di bawah Tancak sudah di haruskan membayar tiket masuk. Jika benar Tancak sudah menjadi sebuah tempat pariwisata, aku hanya berdoa semoga ia akan tetap indah dan natural seperti seharusnya.
Tulisan ini di ikut sertakan dalam Give Away
Langganan:
Postingan (Atom)